Ketiga permasalahan ini juga ikut menghantui komunitas dunia, dan kemungkinan masih akan
berlanjut hingga 2009 mendatang. "Setiap negara menghadapi satu atau dua, atau ketiga masalah itu," jelas Boediono, ketika bersama sejumlah menteri bidang ekonomi Kabinet
Indonesia Bersatu (KIB) menyampaikan penjelasan RAPBN 2009 di Gedung Depkeu, Jumat (15/8).
Ia mencontohkan, Amerika Serikat tengah dihadang ketiga masalah itu. Sedangkan raksasa Asia, Jepang, dan negara-negara Eropa, tengah menghadapi masalah perlambatan ekonomi.
"Indonesia lebih beruntung karena tidak menghadapi masalah perekonomian separah di negara lain. Sektor perbankan nasional tidak terpengaruh kasus subprime mortgage, pertumbuhan ekonomi diperkirakan juga akan tetap kuat hingga 2009," ungkapnya.
Menurut dia, kalaupun ada perlambatan pertumbuhan ekonomi tidak akan terlalu besar. Perlambatan itu lebih disebabkan karena sisi suplai yang kurang memadai, misalnya menyangkut penyediaan listrik, persoalan distribusi, infrastruktur, dan lainnya.
Ia mengakui, inflasi memang merupakan masalah yang muncul hingga saat ini. Namun dengan berbagai langkah diperkirakan target inflasi 6,5% pada 2009 akan merupakan angka yang realistis. "Kalau harga minyak turun, kami optimistis target inflasi 6,5% dan bunga SBI tiga bulan 8,5% merupakan target realistis," katanya.
Mengenai kebijakan moneter yang akan ditempuh BI pada 2009, Boediono mengatakan, pihaknya akan menggunakan semua instrumen secara fleksibel dalam pengendalian moneter.
Indonesia Dihantui Masalah Ekonomi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar