Kajian Menuju Kota Yang Humanis


Lembaga kajian IPTEK, ISTECS (Institute for Science and Technology Studies) Chapter Jepang kembali mengadakan kajian ilmiah pada hari Sabtu (26/5) di Nagoya University, Jepang dengan tema sentral menuju kota yang humanis/manusiawi. Kajian kali ini difokuskan pada topik pencemaran udara di Jakarta beserta dampaknya terhadap ekonomi dan solusinya, dengan nara sumber Dr. Fauzy Ammari, senior konsultan Dainichi Consultant Inc. Japan.

Fauzy, yang pernah menjadi konsultan ahli Departemen PU dan Bappenas tahun 2004 dan 2005, dan juga terlibat dalam berbagai proyek penelitian dan peningkatan kualitas udara di daerah perkotaan di Indonesia, menjelaskan secara rinci kondisi pencemaran udara yang sudah akut di kota Jakarta dalam paparan ilmiahnya. Pencemaran udara kota Jakarta telah menyebabkan dampak yang besar bagi kesehatan, tumbuhan, bangunan dan pemanasan global, dan yang mungkin sangat tidak disadari oleh sebagian besar masyarakat adalah kerugian ekonomi yang ditimbulkannya. Studi yang disponsori ADB RETA pada tahun 2002 di Jakarta, memperkirakan kerugian ekonomi terhadap kondisi kesehatan yang disebabkan pencemaran udara (SO2, NO2, PM10) pada tahun 1998 mencapai 3,5 Triliun rupiah, dan diprediksi akan meningkat menjadi 8,6 Triliun rupiah pada tahun 2015 jika tidak dilakukan langkah-langkah penanggulangan yang signifikan.

Dari kerangka kelembagaan, Fauzy menilai setidaknya ada 5 kelemahan yang perlu diperbaiki dalam upaya peningkatan kualitas udara perkotaan. Yaitu tumpang tindihnya kewenangan antara instansi-instansi yang terkait, adanya ketidak sinkronan antara produk kebijakan yang ada, lemahnya penegakkan hukum, rendahnya inisiatif pemerintah daerah dalam pengelolaan kualitas udara dan rendahnya dana yang dialokasikan. Dalam kasus DKI Jakarta saja pada tahun 2005, pemda hanya mengalokasikan 4.05% dari tabungan bersih daerah untuk program yang terkait perbaikan kualitas udara perkotaan.

Menutup paparannya, Fauzy menyampaikan berbagai strategi untuk mengatasi masalah polusi udara ini, prioritasnya diantaranya pada pengendalian emisi industri serta manajemen transportasi sebagai kontributor utama polusi udara di perkotaan. Untuk jangka panjang, perlunya strategi penggunaan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.

Selengkapnya......

Racun pada Rokok



Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen, dan setidaknya 200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida.


* Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru.
* Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan.
* Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.



Efek Racun

Efek racun pada rokok ini membuat pengisap asap rokok mengalami resiko (dibanding yang tidak mengisap asap rokok):

* 14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
* 4x menderita kanker esophagus
* 2x kanker kandung kemih
* 2x serangan jantung

Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan gagal jantung, serta tekanan darah tinggi.



Batas Aman

Menggunakan rokok dengan kadar nikotin rendah tidak akan membantu, karena untuk mengikuti kebutuhan akan zat adiktif itu, perokok cenderung menyedot asap rokok secara lebih keras, lebih dalam, dan lebih lama.

TIDAK ADA BATAS AMAN BAGI ORANG YANG TERPAPAR ASAP ROKOK.

Selengkapnya......
 
Cebong`s Notez
---- NAM blog. Green World Blogger Template---- © Template Design by Herro